Jumat, 09 Mei 2014

PENGARUH ARSITEKTUR TERHADAP LINGKUNGAN DAN PERILAKU MANUSIA


Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakaatuh....


Pada dasarnya Manusia diciptakan Tuhan YME dengan berbagai macam suku-suku dan berbangsa-bangsa semata mata untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya... kehidupan manusia di Dunia ini tak luput dari Alam sekitar, dan lingkungan merupakan bagian kecil dari alam semesta untuk manusia ber-Inter Aksi/bersosial kepada manusia lainnya.



Sumber Photo :http://asdjklbg.blogspot.com/

Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial, yaitu saling membutuhkan terhadap sesama manusia berupa keadaan, perasaan, serta kebahagiaan manusia itu sendiri, pada zaman pra sejarah manusia manusia hidup berkelompok dan biasanya berada di dalam hutan, Goa dsb.
Dalam lintas sejarah kehidupan manusia, gua-gua dikenal sebagai salah satu tempat tinggal, baik secara tetap atau sementara, selain daerah terbuka lainnya. Pemanfaatan gua-gua sebagai tempat tinggal di Indonesia sudah dimulai sekitar  ± 10.000 tahun yang lalu (Poesponegoro et.al., 1993).
Sumber Photo : http://history1978.wordpress.com/2011/08/27/
Gua pada masa ini mulai dikenal sebagai pusat aktivitas manusia untuk beberapa macam kegiatan, antara lain : tempat tinggal, lokasi kegiatan industri alat (Batu, kayu atau tulang), Gua-gua sering digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari gangguan iklim, cuaca (angin, hujan, panas dan dingin), dan juga dari gangguan dan serangan binatang-binatang buas serta ancaman dari kelompok manusia lainnya. Dalam periode penghunian gua, yang paling awal tampak bahwa gua dipergunakan sebagai tempat tinggal (hunian), kemudian pada kurun waktu berikutnya menjadikan gua sebagai tempat kubur dan tempat melaksanakan upacara-upacara ritual. 


Hubungan Arsitektur, Manusia, lingkungan dan Perilaku 

Hubungan yang terjadi antara manusia dan lingkungan lebih umum dikenal dengan istilah interaksi antara manusia dengan lingkungan. hal ini berada diantara sifat-sifat alami dari manusia dengan lingkungan dengan berbagai macam atributnya, baik fisik maupun non-fisik. Terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan disebut dengan persepsi. sebuah persepsi akan muncul jika salah satu unsur tidak ada. pola perilaku menjadi suatu hal yang sangat penting untuk membatasi situasi dan konteks situasi, serta untuk mengatakan bahwa ada batasan kebudayaan. kesesuaian karakteristik dalam interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya sangatlah penting dalam pengembangan suatu lingkungan binaan. aspek yang sangat berpengaruh dalam interaksi tersebut adalah budaya (berkaitan dengan kebiasaan dan kecenderungan dalam melakukan suatu kegiatan).
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan yang membentuk diri mereka.  Di antara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang didesain oleh manusia, secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup di dalam arsitektur dan lingkungannya tersebut.
Sebuah arsitektur dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan sebaliknya,  dari arsitektur itu lah muncul kebutuhan manusia yang baru kembali.  Hal ini pernah dikemukakan oleh Winston Churchill:
We shape our buildings; then they shape us” – Winston Churchill (1943)
Manusia membangun bangunan demi pemenuhan kebutuhan kita, yang kemudian bangunan itu membentuk perilaku kita yang hidup dalam bangunan tersebut. Bangunan yang didesain oleh manusia yang pada awalnya dibangun untuk pemenuhan kebutuhan manusia tersebut mempengaruhi cara kita dalam menjalani kehidupan sosial dan nilai-nilai yang ada dalam hidup. Hal ini menyangkut kestabilan antara arsitektur dan sosial dimana keduanya hidup berdampingan dalam keselarasan lingkungan.
Photo : Ruang Tengah pada Fak.teknik Unkris
Seperti pada contoh didalam Gedung Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana ditengah-tengah gedung sebelumnya ada suatu Ruang Void (yang tidak ber atap) dan kini sudah Ber Atap PolyCarbonat, kini diruangan itu banyak sekali kegiatan-kegiatan keseharian Kampus sampai dengan kegiatan Seminar-Seminar, ataupun mengadakan lomba-lomba dsb, mahasiswa kini sudah tidak khawatir dengan datangnya Hujan, atau pun panas nya terik matahari karena ruangan itu sudah terlindungi dengan atap,  ini yang dikatakan sebuah arsitektur membentuk perilaku kita. Kutipan Churchill begitu dirasa ketika Suatu Ruang yang sebelumnya tidak ber-atap kini sudah tersedia atap menjadikan kegiatan kemahasiswaan semakin aktif, karena merasakan keamanan dan kenyamanan dalam suatu kegiatan sehari-hari dilingkungan kampus, Namun apakah benar hanya sampai disitu saja???...

Pernyataan Churchill ini 51 tahun kemudian diinterpretasikan kembali oleh Steward Brand:

“First we shape our buildings, then they shape us, then we shape them again-ad infinitum” – Stewart Brand (1994)
Manusia membangun bangunan, yang kemudian membentuk perilaku manusia itu sendiri. Lalu menurut Brand, setelah perilaku manusia terbentuk akibat arsitektur yang telah dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang telah dibangun sebelumnya atas dasar perilaku yang telah terbentuk, dan seterusnya. Maksud kata-kata yang telah di ungkapkan oleh Stewart Brand (1994) adalah setelah Arsitektur terbangun dan terbentuk maka kemudian akan membentuk perilaku manusia itu sendiri, dasar perilaku yang telah terbentuk itu tentu saja membuahkan suatu pemikiran-pemikiran dalam suatu bangunan tersebut dari segi kebutuhan diri manusia itu sendiri, dan setelah itu muncul ide-ide berikutnya agar arsitektur yang sudah di bangun dan terbentuk, manusia kembali membentuk arsitektur yang lebih baik dari sebelumnya. Masih seperti contoh kasus diatas, bahwa sebelumnya gedung FAK-TEKNIK sudah terbentuk dan terbangun oleh arsitektur dengan konsep Void pada bagian tengah-tengah gedung agar supply cahaya dan udara tetap mengalir dan terpenuhi didalamnya, namun seiring berjalannya waktu muncul ide-ide agar ruangan itu alangkah baiknya dapat digunakan sebagai tempat aktifitas kemahasiswaan dalam segala kegiatan namun tidak mengurangi supply cahaya dan sirkulasi udara, juga aman dari datangnya hujan dan panasnya terik matahari untuk itu arsitektur kembali membangun sebuah atap yang transparan dengan memakai bahan sejenis Polycarbonat agar tetap supply cahaya tembus kedalam ruangan, dan ada kisi kisi pada bagian sisi kanan dan sisi kiri atap agar sirkulasi udara tetap berjalan. semua ini sangat berhubungan dengan Peran Arsitektur dan dapat mempengaruhi aktifitas perilaku manusia.

Demikian artikel singkat ini saya buat semoga dapat bermanfaat khususnya untuk diri saya pribadi dan umumnya untuk semua pembaca artikel ini, namun saya menyadari masih banyak disana sini kekurangan serta kesalahan dari segi penulisan dan isi materi, tata dan susunan bahasa untuk itu saya sangat berterimakasih untuk saran dan kritik yang membangun agar penulis kembali dapat membuat dan memperbaiki di kemudian hari. Terimakasih. 


Terimakasih Terkhusus kepada Kepala Jurusan (kajur) Arsitektur Yth: Bpk. Nazaruddin Khuluq ST, M.Si, atas dorongan beliau saya dan rekan Mahasiswa Arsitektur, dapat mengerjakan Blog yang tentunya sangat berguna bagi saya pribadi.


Wassalam.

Muhammad Idris







Pemasaran Specialist